
Laki-laki memang tidak butuh pinggul bahenol, dengan pinggang ramping
seperti gitar Spanyol. Namun jika ukuran pinggang sampai melebihi lebar
pinggul, maka lelaki cenderung lebih rentan terkena penyakit-penyakit
kronis dan mematikan.
"Kami tidak tahu persis mengapa, tetapi lelaki yang bentuk tubuhnya tipe apel dan bukan pear lebih rentan mengalami masalah jantung," kata Dr Richard Stein, seorang profesor dari Cornell University seperti dikutip dari Foxnews, Rabu (27/6/2012).
Seorang laki-laki dikatakan memiliki bentuk tubuh tipe apel jika lebar pinggangnya melebihi pinggul. Kondisi ini menunjukkan adanya timbunan lemak di sekitar perut, yang dalam berbagai penelitian banyak dikaitkan dengan risiko penyakit jantung koroner.
Dibandingkan di tempat lain, lemak yang menumpuk di pinggang dan di sekitar perut memang lebih mengkhawatirkan. Jika timbunan lemak di tempat lain hanya mempengaruhi penampilan, maka lemak di bagian ini bisa dijadikan indikator terjadinya perlemakan pada organ dalam termasuk hati.
Perlemakan yang terjadi pada organ-organ dalam termasuk hati bisa menyebabkan gangguan pada sistem metabolisme. Produksi enzim-enzim pencernakan serta penyerapan sari-sari makanan akan terganggu sehingga terjadi ketidakseimbangan nutrisi di dalam tubuh.
"Perut bulat juga menjadi indikator utama penyakit diabetes tipe 2. Lemak perut menyebabkan insulin yang diproduksi secara alami tidak bekerja dengan efisien," kata Dr Christopher D Saudek dari John Hopkins University yang juga presiden American Diabetes Association.
Bentuk tubuh yang membulat di bagian perut dan pinggang bisa dihindari dengan mengatur pola makan seimbang, yang rendah lemak dan kalori. Olahraga dan aktivitas fisik juga sangat membantu untuk menyeimbangkan asupan kalori dengan pembakaran energi.
"Kami tidak tahu persis mengapa, tetapi lelaki yang bentuk tubuhnya tipe apel dan bukan pear lebih rentan mengalami masalah jantung," kata Dr Richard Stein, seorang profesor dari Cornell University seperti dikutip dari Foxnews, Rabu (27/6/2012).
Seorang laki-laki dikatakan memiliki bentuk tubuh tipe apel jika lebar pinggangnya melebihi pinggul. Kondisi ini menunjukkan adanya timbunan lemak di sekitar perut, yang dalam berbagai penelitian banyak dikaitkan dengan risiko penyakit jantung koroner.
Dibandingkan di tempat lain, lemak yang menumpuk di pinggang dan di sekitar perut memang lebih mengkhawatirkan. Jika timbunan lemak di tempat lain hanya mempengaruhi penampilan, maka lemak di bagian ini bisa dijadikan indikator terjadinya perlemakan pada organ dalam termasuk hati.
Perlemakan yang terjadi pada organ-organ dalam termasuk hati bisa menyebabkan gangguan pada sistem metabolisme. Produksi enzim-enzim pencernakan serta penyerapan sari-sari makanan akan terganggu sehingga terjadi ketidakseimbangan nutrisi di dalam tubuh.
"Perut bulat juga menjadi indikator utama penyakit diabetes tipe 2. Lemak perut menyebabkan insulin yang diproduksi secara alami tidak bekerja dengan efisien," kata Dr Christopher D Saudek dari John Hopkins University yang juga presiden American Diabetes Association.
Bentuk tubuh yang membulat di bagian perut dan pinggang bisa dihindari dengan mengatur pola makan seimbang, yang rendah lemak dan kalori. Olahraga dan aktivitas fisik juga sangat membantu untuk menyeimbangkan asupan kalori dengan pembakaran energi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar