Masih ingat dengan istilah manusia adalah makhluk sosial?
Ungkapan
ini tentu ada benarnya karena kita memang tak bisa hidup sendirian.
Untuk membuktikan bahwa manusia itu memang membutuhkan hubungan atau interaksi dengan orang lain, ilmuwan dari University of Chicago melakukan penelitian secara ilmiah.
John Cacioppo, seorang psikolog sosial, mempelajari dampak biologis dari kesepian yang dipresentasikan dalam pertemuan Social Psychology and Perception di San Diego, Februari lalu.
Menurut Cacioppo, kesepian membuat orang lebih mudah sakit dan bertambah parah ketika mereka merasakan kesepian yang teramat sangat. Kesepian di sini diasumsikan sebagai orang yang tidak memiliki teman dekat sebagai tempat berbagi atau benar-benar sendirian dalam mengurus dirinya.
Cacioppo menemukan, pembuluh darah orang yang kesepian cenderung mengeras dan dapat memicu tekanan darah tinggi, peradangan dalam tubuh, serta terganggu ingatannya.
Dalam penelitiannya, Cacioppo mengisolasi seekor lalat dari teman-temannya.
Kendati lalat ini berada di tempat yang banyak makanan, ternyata ia
lebih cepat mati ketimbang lalat lain yang berinteraksi satu sama lain
meski dengan keterbatasan sumber makanan. "Keterikatan sosial ini
menjadi prinsip dasar kehidupan," katanya seperti dikutip LiveScience, Senin, 5 Februari 2012.
Dalam penelitian, Cacioppo dan rekannya Steve Cole dari University of California, Los Angeles, menunjukkan bagaimana sistem kekebalan tubuh berubah dan cenderung menurun pada orang yang secara sosial teralienasi dari lingkungannya.
Dari pengamatan mereka, terdapat perubahan sejenis gen yang berkaitan dengan sistem kekebalan dalam tubuh orang yang kesepian itu. Ternyata ini adalah gen kunci untuk mendorong bekerjanya antivirus dan produksi antibodi. Singkatnya, orang yang kesepian membiarkan penyakit menggerogoti sistem pertahanan tubuhnya.
"Ini adalah sebuah pola di mana sel-sel kekebalan tubuh manusia seperti diprogram untuk berhenti bekerja pada mereka yang kesepian," kata Cole.
Selain itu, dari sudut pandang psikologis, orang yang kesepian cenderung melihat dunia sebagai tempat yang mengancam dirinya. Akibatnya, mereka yang terisolasi secara sosial kebanyakan menderita penyakit yang berujung pada kematian, seperti kanker dan jantung.
Cole menyarankan bagi mereka yang merasa kesepian karena ditinggal orang terkasih atau baru pindah ke tempat baru dan belum mengenal banyak orang.
Dalam penelitian, Cacioppo dan rekannya Steve Cole dari University of California, Los Angeles, menunjukkan bagaimana sistem kekebalan tubuh berubah dan cenderung menurun pada orang yang secara sosial teralienasi dari lingkungannya.
Dari pengamatan mereka, terdapat perubahan sejenis gen yang berkaitan dengan sistem kekebalan dalam tubuh orang yang kesepian itu. Ternyata ini adalah gen kunci untuk mendorong bekerjanya antivirus dan produksi antibodi. Singkatnya, orang yang kesepian membiarkan penyakit menggerogoti sistem pertahanan tubuhnya.
"Ini adalah sebuah pola di mana sel-sel kekebalan tubuh manusia seperti diprogram untuk berhenti bekerja pada mereka yang kesepian," kata Cole.
Selain itu, dari sudut pandang psikologis, orang yang kesepian cenderung melihat dunia sebagai tempat yang mengancam dirinya. Akibatnya, mereka yang terisolasi secara sosial kebanyakan menderita penyakit yang berujung pada kematian, seperti kanker dan jantung.
Cole menyarankan bagi mereka yang merasa kesepian karena ditinggal orang terkasih atau baru pindah ke tempat baru dan belum mengenal banyak orang.
Berilah tenggat waktu untuk mengusir rasa sepi itu, maksimal
selama enam bulan.
Supaya tidak dilanda rasa sendiri, selama periode
itu, bangunlah pergaulan dan melihat dunia dari sisi positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar